Sunday, February 1, 2015

Kriteria Kekasih Terbaik (4)

Manusia acap kali membenci kekasihnya tatkala ia mendapati bahwa keadaan atau perilaku kekasihnya tersebut tak lagi sesuai dengan apa yang dipikir, dirasakan atau diharapkannya, padahal barangkali apa yang dilakukan oleh kekasihnya merupakan suatu hal yang benar. Begitulah adanya, tak selama waktu kebenaran manis rasanya. Ada banyak faktor yang membuat manusia bisa melihat kebenaran sebagai suatu keindahan. Ironisnya lebih mudah mengenal keindahan dibanding mengenal kebenaran.

Memang, saat suatu hubungan yang sudah cukup lama berjalan, akan muncul rasa jenuh dan pengetahuan tentang hal-hal yang ternyata tak seindah bayangan dulu. Seyogyanya kita pandai-pandai menahan diri, untuk memberi ruang dan waktu semua dicerna baik-baik oleh akal dan nurani. Bukan langsung hantam sana hantam sini mengeluarkan sumpah serapah serta keluhan apalagi kata-kata yang menyebabkan suatu hubungan hancur berantakan di tengah jalan. Ingatlah bahwa diawal jalan ini, ada rasa cinta dan keindahan yang muncul.

Alih-alih menimbulkan rasa benci. Bukalah hati dan pikiran untuk menemukan jawab atas apa yang sebenarnya ada. Bagi yang sudah punya kekasih dan kemudian dibenci, renungkanlah kembali betapa indahnya jika kita mampu bersabar dan berpasrah diri kepada Alloh SWT saat melihat apa-apa yang tidak kita suka ada didepan kita. Kalau memang itu salah, mari diluruskan. Namun jika itu benar, gentle saja kita untuk mengakui bahwa kebencian kita itu salah.

Sedang bagi kita yang belum menemukan kekasih terbaik. Cobalah khusnudzon kepada setiap pribadi, termasuk pada diri orang yang paling kita benci sekalipun. Jika niat kita memang mencari pendamping yang terbaik, investasikanlah ruang hati dan fikir untuk menerima kenyataan-kenyataan baik, yang mungkin ada di setiap diri mereka (termasuk yang kita benci). dengan memberikan wadah untuk diri kita terbuka pada kenyataan atau juga ketidaknyataan (maksudnya adalah suatu hal yang selama ini tak kita ketahui dari dia - pen), maka kita akan dapat menentukan sikap dan pilihan jauh lebih baik.

Hati-hatilah pada kata hati, apalagi sesaknya dada. Rasa sakit yang menekan-nekan karena kebencian sesuangguhnya adalah watak yang ada tatkala iblis akan diusir dari syurga, yaitu perasaan tidak terima dengan keadaan lingkungan yang tak lagi membuatnya nyaman. Mari kita belajar dari hamba-hamba Alloh SWT lain yang jauh lebih sabar dan ikhlas bahkan tatkala ia mendapat derita yang sesungguhnya amat sangat berat bagi diri manusia dan kalaupun mau sebenarnya ia mampu lepas dari itu dengan lari meninggalkannya. Namun apa ? mereka malah bertahan dengan derita itu dan tetap tersenyum karena mereka ingin mengharap lulus dalam ujian dunia di hadapan Alloh SWT dan bergelar hamba yang sabar serta ikhlas.

Di dunia saat ini sangat mudah menemukan kebahagiaan dan kesenangan, namun akan sangat susah menemukan kesabaran, keikhlasan, wawasan, kedalaman nurani dan sebuah kesetiaan. Hal ini berbanding lurus dengan keadaan dunia, dimana dunia telah disetting sedemikian rupa untuk menjadi tempat melupakan Alloh SWT oleh mahkluk-mahkluk tiada taqwa, sehingga siapa yang tidak sadar maka dengan sendirinya ia akan termasuk dalam aliran besar ini.

Bersambung ...........................