Friday, July 1, 2016

Bencana di Idul Fitri


Beberapa hari lagi, umat Islam Indonesia dan seluruh dunia insha Allah akan bertemu dengan hari yang fitri, hari dimana manusia yang bertaqwa dan menjalankan puasa Ramadhan dengan lurus serta benar akan kembali kepada keadaan suci bagai bayi yang baru dilahirkan, karena Allah SWT dengan cintaNya telah menghapus dosa-dosa yang menempel pada diri mereka seperti air membersihkan debu yang menempel di tubuh. Alhamdulillah, semoga kita termasuk dalam golongan seperti itu.

Namun, cerita belum selesai. Disaat yang bersamaan, kawananan laknatulloh telah pula menyiapkan strategi terbaru untuk kembali mememnuhi diri yang telah suci itu dengan dosa-dosa yang banyak tak bertepi. Mereka akan melakukan aksi yang akan membuat manusia-manusia ini kembali sesat bahkan dengan bangganya, tanpa menyadari bahwa dirinya kembali sesat. Bagaimana, cuplikan perkiraan starteginya Kak? Bagini adik-adik.

Hal yang paling mudah untuk memenuhi diri manusia suci ini dengan dosa adalah melalui sentilan sederhana dalam hatinya. Manusia yang sudah suci ini, akan merasa sangat senang dan bangga dengan status barunya, sehingga seperti burung yang baru saja lepas dari sangkar, mereka akan dengan bahagia terbang bebas kemana-mana. Hatinya yang bahagia, akan sangat berbinar-binar, apalagi saat sadar bahwa ia jauh lebih baik dari manusia lain yang hanya ber'ramadhan' dengan bolong-bolong acakadul dan sekedar seremonial saja, ia akan menepuk dada bahwa aku lebih baik dari mereka.

Jreng-jreng!!

Disitulah dosa kembali mulai dicicil, sikap buruk yang disebut ujub telah menyelip, meski kapasitasnya sangat tipis namun dampaknya bisa sangat besar.

Banyak sekali kita sadari bahwa kita ini sering merasa jadi yang lebih baik dari orang lain tatkala kita bisa lulus dari suatu ujian Allah SWT. Padahal sikap seperti ini sangat menyedihkan. Dan dihari yang fitri nanti, dosa-dosa kita yang lebih besar bisa saja dimulai dari ini. Tatkala laknatulloh gagal menjatuhkan manusia dengan halangan-halangan, maka mereka akan menjatuhkan kita dengan dorongan-dorongan, dan sikap ujub itu salah satu dorongan yang paling mematikan bagi kebersihan diri kita yang mungkin telah bersih.


Berjagalah dari bencana seperti ini di Idul Fitri dan seterusnya. Kita sudah cukup miris dan sedih tatkala sekarang menyaksikan ramadhan dan idul fitri tak ubahnya hanya jadi pesta dunia. Bukan ibadah yang ramai, bukan akidah yang semakin lurus dan bukan cinta kepada Allah SWT yang semakin dalam. Kini waktu-waktu yang teramat indah ini justru berisi kehebohan untuk berhura-hura, semakin mengokohkan hati pada cinta dunia. Lihatlah berapa banyak mereka yang berlomba-lomba memamerkan harta di hari fitri ini hanya semata untuk diakui bahwa ia sukses dengan kerja dunianya. Tak ada tempat pamer yang lebih serius saat sekarang selain di setiap idul fitri. Wallahualam...