Friday, April 1, 2016

Kalau Sudah Sukses, Bangunlah Pula Kampung Kita

Kalau sudah sukses, pulanglah dik, bangun kampung halamanmu. Atau setidaknya, pedulilah pada keberadaan lingkungan dimana orang tua, saudara-saudara dan sahabat kecilmu ada. Karena kebanyakan orang sukses, hanya memikirkan tempat dimana ia sukses atau orang-orang yang berhubungan dengan kesuksessannya secara langsung. Sedang, orang-orang yang telah membuat masa kecilnya indah, hanya ada dalam kenangan atau rencana pulang kampung di hari raya.

Negeri kita Indonesia ini, memiliki banyak orang sukses, hanya saja kebanyakan mereka hanya terpusat di kota-kota besar, dan uang mereka berputar di pasar-pasar modal besar. Sementara untuk urusan kampung, kita lebih suka melimpahkan kepada pemerintah dengan dana pembangunannya. Padahal, sejatinya bila setiap anak kampung yang sukses peduli dengan kampung halamannya, niscaya itu jauh akan lebih baik dalam bersinergi dengan program-program pemerintah yang ada.

Hal ini bisa diawali dengan inisiatif di tiap kampung membuat paguyuban putra-putri desa yang sudah sukses. Kita sudah biasa membuat paguyuban saudara-saudara diperantauan, sekarang cobalah untuk membuat paguyuban saudara-saudara satu kampung. Ini bukan sekedar tentang bantuan dalam hal keuangan, ada yang lebih penting, yaitu bagaimana memberdayakan saudara-saudara dikampung agar juga sukses meski ia tidak merantau. Sudah saatnya kesuksessan juga tumbuh dikampung-kampung, bukan hanya milik orang kota.

Bila saja seluruh rakyat negeri ini mau berpikir untuk pula menyukseskan kampung halamannya, orang-orang disekitarnya maka pastilah kedamaian dan kemakmuran akan meresap sampai ke relung-relung masyarakat kita. Sayangnya, kebanyakan masayarakat kita hanya bekerja untuk dirinya sendiri, sibuk mengejar dan menumpuk kesuksessan untuk dirinya sendiri, padahal ada kesempatan yang lebih besar dalam kesuksessan itu, yaitu peduli dan berbagi kesuksessan bersama masyarakat kampung halaman kita, dimana dahulu kala kita pernah lahir,tumbuh dan berkembang mengenal dunia hingga seperti saat ini.

Jadi, mau mulai kapan membangun kampungnya, dik ?