Monday, April 18, 2016

Apa Yang Kamu Kira, Belum Tentu Seperti Itu

Sempurna, itu yang diharapkan oleh manusia pada umumnya. Kesempurnaan itu melingkupi kenyamanan dan kesesuaian antara harapan dengan kenyataan, hingga sebagian orang yang betul-betul bersikukuh dengan pesepsi ini rela melakukan apapun atas nama prinsip, harapan dan nilai kesempurnaan menurut tata wawasannya.

Padahal, belum tentu apa yang kamu kira, seperti itu kenyataannya.

Kita lebih suka mengikuti standart yang kita tentukan sendiri, dari pada terbuka atas berbagai peluang dan kemungkinan yang ada. Sehingga tak jarang kita mendapati pribadi-pribadi yang kaku dengan aturan nilai hidupnya. Memang ada nilai-nilai hakiki kehidupan yang tak bisa dirubah, namun nilai-nilai hakiki ini pun sebenarnya haruslah berdasar atas kebenaran hakiki pula. Sayangnya, banyak nilai-nilai kehidupan yang ditentukan oleh manusia tidak berdasar nilai hakiki kebenaran namun justru dianggapnya sebagai suatu kebenaran mutlak yang tak akan dapat berubah.

Jujur, manusia lebih suka mengedepankan persepsinya ketimbang indera pendengarannya, penglihatan, hingga nuraninya. Kita mudah sekali memvonis suatu hal hanya selang beberapa detik setelah kita melihat atau mendengarnya, tanpa sama sekali upaya bertabbayun atau menyelidikinya secara baik dan benar.



Kita memang punya hak untuk menolak atau menerima, namun seyogyanya keputusan menerima atau menolak itu dilakukan setelah melakukan analisa secara mendalam dengan penuh obyektifitas. Janganlah kita menolak atau menerima sesuatu hanya semata berdasarkan persepsi, tren, atau budaya terkini