Monday, July 6, 2015

Tiga Kekayaan Yang Wajib Dimiliki Manusia

Menurut anda bagaimanakah seseorang disebut kaya ? Apakah ketika dia memiliki banyak harta, uang, mobil, rumah dan perusahaan ? Sebagian besar manusia menganggap bahwa kriteria kaya adalah ketika dia memiliki uang atau aset yang banyak, bernilai milyaran atau triliunan. Namun sesungguhnya, kriteria kaya secara universal bukanlah itu.

Kriteria kaya secara universal, dan sesungguhnya inilah yang nyata apa adanya, hanyalah dengan tiga kriteria. Sangat sederhana, dan setiap manusia bisa memilikinya.

Pertama, kriteria kaya universal adalah ketika anda bangun dari tidur, badan anda sehat.
Kedua, setelah anda bangun dan keluar rumah, anda merasakan kedamaian serta ketenangan dalam menikmati hidup dihari itu.
Ketiga, bila anda memiliki makanan yang bisa anda makan pada hari itu.

Tiga kriteria kaya tersebut sudah akan menjadikan anda kaya. Kenapa ?

Sebab pertama, anda bangun dalam keadaan sehat. Coba lihat dan renungkan. Betapa banyak uang serta kesempatan tak ternilai yang dihabiskan oleh manusia saat sedang sakit. Kita bisa menengok di rumah sakit, mereka yang memiliki banyak uang, ternyata mereka kehilangan banyak tabungan ketika sakit menjemput. Bukan saja uang yang hilang, tapi juga waktu dan kesenangan untuk menikmati kegiatan dalam kehidupan.

Kiranya dia sehat, tentu dia akan bisa bersama keluarga dengan penuh kebahagiaan, bertemu dengan kolega dan sahabat-sahabat, bisa masuk kerja dan mengurus bisnis, bisa melewati liburan dan menonton film kesukaan bersama orang-orang tercinta. Tapi ketika sakit menghampiri, maka tak ada daya bagi dia untuk melakukan  semua itu. Dan pada akhirnya, sedikit demi sedikit ia akan kehilangan kekayaan yang sangat berharga dalam kehidupan, yaitu waktu.

Oleh sabab itu, kesehatan adalah termasuk kekayaan utama yang perlu disadari oleh setiap manusia. Jadi ketika manusia bangun dan mendapati dirinya sehat, maka sesungguhnya ia telah mendapat satu kesuksessan utama menjadi orang kaya.

Kedua, kedamaian. Kita akan sangat susah dan sedih, ketika kita hidup ditengah-tengah konflik. Kita pergi dan bangun dari tidur selalu dibawah bayang-bayang ketidaknyamanan karena bahaya. Kita tidak akan bisa menikmati hidup dengan bahagia katika ada sesuatu yang mengancam diri kita, baik secara langsung maupun tidak. Seperti bagaimana anda bisa tidur dengan nyenyak, jika sebelum tidur anda mendapat telephon dari kepolisian bahwa besok pagi ketika anda bangun anda akan ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara karena perbuatan kriminal anda ?

Sungguh, orang yang beruntung dalam hidupnya, adalah ketika dia hidup tanpa ada bahaya dan ancaman apapun. Ia bebas menghirup udara dengan segar dan damai, tanpa ada tekanan apapun. Apa gunanya memiliki harta berlimpah, namun anda merasa terancam akan pencuri, penipuan atau kejaran dari petugas bank yang akan menagih utang anda ?

Hidup dalam kedamaian ini sangat mudah didapati oleh kebanyakan orang, namuan justru sebaliknya manusia lebih suka untuk memilih hidup yang membuat dirinya tidak tenang, sehingga ia tidak sempat untuk merasakan menjadi orang yang kaya.

Anda pendapat orang-orang yang mengikuti kegiatan ekstrim, bahwa yang dinamakan hidup adalah dengan menempuh tantangan, yang kadang tantangan itu sangat membahayakan dirinya. Sesungguhnya ungkapan tersebut tidak seperti  itu pada kenyataannya, sebab seekstrim apapun kegiatan yag dipilih oleh manusia, selama ia punya akal dan hati, tentu ia sudah mempertimbangkan dengan matang resiko yang akan dihadapi, sehingga ia bisa menyiapkan perlengkapan keamanan dan keselamatan sepenuhnya. Jadi bagaimanapun, mereka tetap ingin selamat.

Ketiga, anda memiliki makanan untuk hari ini. Menurut anda apa makna dari kriteria ketiga ? Yup, maknanya seperti kata-kata dalam kriteria itu sendiri, yaitu kita harus sudah merasa cukup dan bersyukur dangan apa yang bisa kita makan hari ini, sebab kita tidak bisa menjamin apakah besok kita masih akan hidup. Sifat dan pemahaman sesuai kriteria ketiga, akan membawa kita menjadi orang yang mudah dalam bersikap peduli pada sesama. Jiwa sosial dan derma kita akan meningkat, dan tidak menjadi orang yang serakah atau egois.

Apabila kita sudah merasa cukup dengan apa yang kita punya hari ini, walau itu hanya makan satu kali, maka energi dan konsentrasi kita bisa kita maksimalkan untuk menciptakan kehidupan yang bahagia bagi semua orang. Kita tidak lagi sibuk memikirkan diri sendiri, tidak lagi takut akan kekurangan dan sibuk menumpuk harta. Sebaliknya kita akan bersikap low profile dan bebas lepas seperti anak panah lepas dari busur, sibuk untuk menolong dan membantu sesama.

Kita pun juga akan bisa menikmati bisnis atau kerja kita, tanpa ada rasa takut untuk gagal atau merugi secara berlebihan, sebab ketika kita memahami kriteria ketiga diatas, maka kita sudah kaya, jadi untuk apa kita takut miskin dan menipu atau mengerjai orang lain demi kesenangan serta keuntungan pribadi kita. Kita justru ingin memberi dan menolong mereka agar bisa sukses. Dan ujungujungnya, hukum alam akan berbicara, bahwa barangsiapa banyak menolong sesama maka Tuhan YME akan menolong diri dan keluarganya pula.

Tiga kriteria diatas mengajari dan menyadarkan kita bahwa sesungguhnya menjadi kaya sangat mudah dan setiap manusia pasti bisa memiliki. Oleh karena itu, ketika kita melihat banyak orang kaya justru merasa bingung dan dan tidak nyaman dengan segala kekayaannya, itu disebabkan karena mereka salah dalam mengartikan kekayaan dengan sesungguhnya. Mereka kebanyakan memahami bahwa kekayaan adalah dengan materi dan kesenangan dunia, namun justru kekayaan universal mengajari sebaliknya. Kekayaan itu sudah ada sejak manusia lahir, dan kekayaan itu adalah dengan memberi manfaat serta keberuntungan bagi kehidupan ini, bukan mengumpulkannya untuk diri sendiri.

Sehat, damai, dan bisa membantu sesama adalah kekayaan universal.