Sunday, February 1, 2015

Kriteria Kekasih Terbaik (2)

Kisah keempat, banyak yang menangis ketika kekasihnya pergi. kekasih yang baik tidak akan meninggalkan kekasihnya, apapun yang terjadi. Jika kekasihnya itu jahat maka ia akan bersabar dan mengajaknya ke jalan kebenaran. Bahkan saat seakan tak ada apapun lagi alasan yang bisa menyatukan mereka, maka ia akan tetap bertahan menjaga hubungan yang telah ada dengan orientasi untuk membawa kekasihnya tetap di jalan kebenaran. Jadi kalau ada kekasih yang pergi atau mengusir kekasihnya, maka sesungguhnya ia bukan kekasih terbaik.

Kekasih terbaik tahu dengan sadar kelebihan dan kekurangan dari pasangannya. Ia akan mampu bersabar dengan segala kekurangan itu dan dia akan tahu bagaimana besyukur dengan nikmat berlebih yang di dapatnya.

Bagaimana lalu dengan orang yang bersatu kemudian berpisah ? Berarti mereka bukan jodoh dong ?... Ketentuan sebagai jodoh sudah terpenuhi. karena mereka sudah bertemu bukan ? namun ketentuan sebagai kekasih terbaik sepertinya tak bisa dipenuhi. Lalu siapa yang salah ? Untuk menjawabnya kita tidak bisa berada pada posisi satu diatara mereka. kita harus menjawabnya dengan dasar yang jauh lebih dalam. Dan setiap kejadian seperti itu memiliki kisah yang berbeda-beda.

Kisah kelima, cinta tidak mewakili kekasih terbaik. Yah memang begitulah keadaannya. Cinta tumbuh lebih banyak karena dorongan nafsu syahwat dari pada lillahita'ala. Tapi sampai saat ini belum ada barometer cinta yang lebih disenangi oleh manusia selain dari pada cinta. hal ini bisa kita buktikan saat kita bertanya kepada manusia, kenapa kamu kok memilih dia, dan mau menjadi kekasihnya ? Kalau ia mau jujur apa adanya maka ia akan bilang bahwa itu karena dia jatuh cinta padanya.

Nah jika cinta ini tumbuh kemudian tidak didasari dengan pengetahuan dan wawasan yang baik tentang akhlak mulia, maka cinta akan berubah menjadi kebosanan dan selanjutnya berujung pada perpisahan. Kondisi inilah yang menjadi bingkai free life di negara-negara yang masyarakatnya mengagungkan kebebasan bercinta. Mereka berhubungan cinta dengan siapa pun sesuka hati tanpa mau direpotkan dengan ikatan-ikatan suci pernikahan, sebab yang mereka bawa adalah cinta berpondasi syahwat semata dengan tidak mengacuhkan tatanan kemuliaan akhlak. Ironisnya, kisah ini menjalar hampir diseluruh dunia saat ini, dan kejadiannya dianggap sebagai hal yang biasa... dan ujung-ujungnya, jenis kekasih terbaikpun akan semakin langka.

Bersambung....