Kenapa sahabat rela sampai membunuh? Begitulah pertanyaan yang muncul akhir-akhir ini sebagai efek dari peristiwa terbunuhnya Mirna Salihin yang diduga dilakukan oleh sahabat karib dia sendiri yaitu Jesica. Betulkah sahabat dekat sesungguhnya adalah orang yang sangat kejam dan sadis bila keinginannya tidak terpenuhi atau terjadi konflik?
Menurut pandangan kakak, persahabatan yang didasari atas ketulusan nurani dan kelembutan budi tidak akan tega melakukan hal-hal yang negatif, jangankan yang besar, yang secuil saja tak akan pernah. Persahabatan yang murni memiliki fleksibilitas tinggi, ia bisa menegang untuk saling menguatkan atau sebaliknya sangat lentur untuk memberi ruang gerak bagi kebaikan sahabatnya. Persahabatan macam ini tak akan lekang dimakan waktu dan tak akan putus meski terpisah jarak.
Beda lagi dengan persahabatan yang muncul atau ada karena kebutuhan, keinginan hingga alasan jatuh cinta. Persahabatan model ini sangat egosentris, dimana ada tuntutan-tuntutan yang harus terpenuhi oleh masing-masing sisi, celakanya kadang tuntutan itu bisa terasa berat sebelah sehingga membuat situasi menjadi sangat tidak nyaman bagi lainnya. Seakan persahabatan seperti ini adalah persahabatan semu.
Mendasarkan hubungan persahabatan pada gaya tipe kedua sangatlah riskan, kabar buruknya hampir kebanyakan persahabatan dimuka bumi ini terjalin dengan gaya ini, baik itu terjadi sejak dari awal atau muncul dipertengahan jalan. Sungguh bila kita mendasarkan persahabatan pada gaya seperti ini, kita bukannya akan bahagia, justru kita akan merasa terbebani. Iya, saat keduanya bisa saling memenuhi tuntutan dan harapan secara imbang maka semua akan berjalan baik. Namun, tatkala karena suatu hal harapan-harapan itu tak lagi selaras, maka hal-hal yang tak kita inginkan bisa saja terjadi.
Bila benar nantinya Jesica terbukti membunuh karena alasan kecewa berat dengan sikap Mirna yang tidak sesuai dengan harapan dia, maka kita kembali bisa mendapat pelajaran berharga disini bahwa persahabatan yang memakai tipe kedua adalah persahabatan yang sangat rawan dengan masalah. Kita paham dengan perasaan Jesica, namun kita tidak bisa membenarkan segala sikapnya itu, baik mulai dari dugaan cinta sesama jenis hingga pembunuhan yang dia lakukan.
Menurut pandangan kakak, persahabatan yang didasari atas ketulusan nurani dan kelembutan budi tidak akan tega melakukan hal-hal yang negatif, jangankan yang besar, yang secuil saja tak akan pernah. Persahabatan yang murni memiliki fleksibilitas tinggi, ia bisa menegang untuk saling menguatkan atau sebaliknya sangat lentur untuk memberi ruang gerak bagi kebaikan sahabatnya. Persahabatan macam ini tak akan lekang dimakan waktu dan tak akan putus meski terpisah jarak.
Beda lagi dengan persahabatan yang muncul atau ada karena kebutuhan, keinginan hingga alasan jatuh cinta. Persahabatan model ini sangat egosentris, dimana ada tuntutan-tuntutan yang harus terpenuhi oleh masing-masing sisi, celakanya kadang tuntutan itu bisa terasa berat sebelah sehingga membuat situasi menjadi sangat tidak nyaman bagi lainnya. Seakan persahabatan seperti ini adalah persahabatan semu.
Mendasarkan hubungan persahabatan pada gaya tipe kedua sangatlah riskan, kabar buruknya hampir kebanyakan persahabatan dimuka bumi ini terjalin dengan gaya ini, baik itu terjadi sejak dari awal atau muncul dipertengahan jalan. Sungguh bila kita mendasarkan persahabatan pada gaya seperti ini, kita bukannya akan bahagia, justru kita akan merasa terbebani. Iya, saat keduanya bisa saling memenuhi tuntutan dan harapan secara imbang maka semua akan berjalan baik. Namun, tatkala karena suatu hal harapan-harapan itu tak lagi selaras, maka hal-hal yang tak kita inginkan bisa saja terjadi.
Bila benar nantinya Jesica terbukti membunuh karena alasan kecewa berat dengan sikap Mirna yang tidak sesuai dengan harapan dia, maka kita kembali bisa mendapat pelajaran berharga disini bahwa persahabatan yang memakai tipe kedua adalah persahabatan yang sangat rawan dengan masalah. Kita paham dengan perasaan Jesica, namun kita tidak bisa membenarkan segala sikapnya itu, baik mulai dari dugaan cinta sesama jenis hingga pembunuhan yang dia lakukan.