Monday, September 25, 2023

Migrasi Bisnis: Pendekatan "Old Money" dalam Era Digital



Dalam dekade terakhir, kita telah menyaksikan fenomena menarik di dunia bisnis, di mana arus uang mengalir deras ke perusahaan teknologi dan startup. Fenomena ini dikenal sebagai "the new money." Namun, pasca-pandemi dan dalam 1-2 tahun terakhir, ada pergeseran tren yang menarik. Banyak individu dan perusahaan kembali ke akar bisnis tradisional, mencari rezeki dalam "Old Money."


Artikel ini akan membahas fenomena ini lebih mendalam, menguraikan konsep "the new money" dan "Old Money," serta mengeksplorasi strategi yang efektif untuk sukses dalam lingkungan bisnis yang lebih mapan.


The New Money vs. Old Money: Apa Bedanya?


The New Money

Fenomena "the new money" mengacu pada tren di mana uang banyak mengalir ke perusahaan teknologi, terutama di Silicon Valley. Perusahaan-perusahaan seperti Facebook, Instagram, Airbnb, dan Amazon memiliki valuasi yang mengesankan. Negara maju seperti Amerika Serikat, China, Korea, dan Jepang, telah berhasil membangun ekosistem teknologi yang mapan karena mereka sudah memenuhi basic needs masyarakat mereka.


Old Money

Sebaliknya, "Old Money" adalah konsep di mana bisnis fokus pada nilai-nilai yang mapan dan berkelanjutan. Mereka menawarkan solusi yang menjadi "Pain Killer" bagi masalah yang ada, daripada sekadar menjadi vitamin atau pelengkap. Strategi ini berlandaskan pemahaman mendalam akan kebutuhan pelanggan dan komitmen terhadap layanan dan kualitas yang berkelanjutan.


Framework "Old Money" dan "New Money"


Framework "New Money"

  • Fokus menjadi pionir dalam inovasi dan menciptakan solusi yang mendisrupt status quo.
  • Memiliki risiko adaptasi terlalu awal, tetapi dapat menciptakan peluang besar.
  • Kadang-kadang terlalu berorientasi pada pertumbuhan.


Framework "Old Money"

  • Berfokus pada keberlanjutan nilai dan memecahkan masalah yang ada dengan kualitas, layanan, atau harga yang lebih baik.
  • Lebih berorientasi pada pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pelanggan.
  • Mengutamakan solusi yang merupakan "Pain Killer" yang benar-benar mengatasi masalah.


Strategi "Old Money" dalam Bisnis


First Principle Thinking

Cara berpikir berdasarkan "first principle" adalah strategi yang dapat membantu bisnis merumuskan solusi yang lebih baik. Dengan menggali akar penyebab masalah, perusahaan dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.


Menawarkan Pain Killer

Penting untuk menawarkan solusi yang menjadi "Pain Killer" bagi pelanggan, bukan hanya produk atau layanan yang sekadar pelengkap. Pelanggan cenderung lebih tertarik pada solusi yang mengatasi masalah mereka secara menyeluruh dan berkelanjutan.


Contoh Sukses: Uniqlo

Uniqlo adalah contoh nyata dari perusahaan yang menerapkan konsep "Old Money" dalam bisnisnya. Mereka fokus pada produk yang menjadi basic needs pelanggan, seperti pakaian netral, dengan kualitas tinggi dan teknologi yang mendukung. Uniqlo bahkan diakui sebagai perusahaan teknologi karena teknologi yang mereka gunakan dalam produk mereka.


Dalam menghadapi pergeseran tren bisnis saat ini, penting bagi perusahaan untuk memahami perbedaan antara "the new money" dan "Old Money" serta menerapkan strategi yang sesuai dengan visi dan nilai-nilai bisnis mereka. Dengan cara ini, bisnis dapat meraih kesuksesan yang berkelanjutan di era digital yang terus berubah.